RI Desak OPEC Stabilkan Harga
(Harga Online) - JAKARTA (RP) - Kondisi harga minyak internasional yang terus mengalami fluktuasi tidak menguntungkan pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mendesak forum multilateral organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) untuk melakukan langkah konkret guna memperoleh kestabilan harga minyak.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengemukakan bahwa keinginan tersebut akan dikemukakan dalam pertemuan OPEC mendatang di Wina mendatang. ‘’Salah satu cara untuk menstabilkan harga minyak itu adalah dengan mengurangi tekanan geopolitik di Timur Tengah. Negara-negara OPEC harus turun tangan guna membantu menstabilkan harga minyak tersebut,’’ jelasnya di Jakarta kemarin.
Purnomo menjelaskan bahwa cara konvensional untuk menstabilkan harga adalah menambah kuota produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC. ‘’Ini akan menjadi poin penting yang dibahas,’’ paparnya. Selain masalah penstabilan harga, pertemuan OPEC kali ini juga akan membahas persiapan summit di Ryad, Arab Saudi. Dalam perdagangan di tingkat internasional harga minyak dunia kemarin diperdagangkan di level 74 dolar AS, 38 per barel naik 0,34 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Posisi tersebut masih dibawah puncak harga perdagangan pada Agustus yang mencapai diatas 75 dolar AS per barel.
Sementara Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman mengungkapkan OPEC akan tetap bersama dengan G-77 dan Tiongkok dalam forum Climate Change. Pendapat itu diungkapkan Maizar Rahman setelah mengikuti AWG 4 di Wina, tanggal 27 hingga 29 Agustus 2007.
‘’OPEC tetap mempertahankan tidak akan membuat komitmen yang menyangkut penurunan GRK (gas rumah kaca), terutama jika akan memenuhi target tertentu (jumlah dan waktu),’’ ujar Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman.
Maizar Rahman hadir di Wina bersama Muhamad Takdir sebagai delegasi Indonesia. Pertemuan tersebut menilai negara-negara Annex I tidak memenuhi semua komitmen seperti yang dicetuskan pada Protokol Kyoto, terutama dalam penurunan emisi GRK, alih teknologi dan bantuan financial, capacity building bagi negara berkembang, terutama negara pengekspor migas.
‘’Untuk hal ini, rapat merekomendasikan untuk terus mendesak negara Annex I agar memenuhi semua komitmen tersebut,’’ katanya.
Pertemuan menyarankan agar Negara anggota OPEC tetap aktif berada pada kelompok G-77 dan Tiongkok dan menyokong posisi kelompok G-77 dan Tiongkok agar tidak melakukan komitmen untuk menurunkan emisi GRK dengan target (jumlah dan waktu) tertentu.***
(iw/jpnn)
---------------------------------------------------
By: Riau Pos
(Harga Online) - JAKARTA (RP) - Kondisi harga minyak internasional yang terus mengalami fluktuasi tidak menguntungkan pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mendesak forum multilateral organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) untuk melakukan langkah konkret guna memperoleh kestabilan harga minyak.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengemukakan bahwa keinginan tersebut akan dikemukakan dalam pertemuan OPEC mendatang di Wina mendatang. ‘’Salah satu cara untuk menstabilkan harga minyak itu adalah dengan mengurangi tekanan geopolitik di Timur Tengah. Negara-negara OPEC harus turun tangan guna membantu menstabilkan harga minyak tersebut,’’ jelasnya di Jakarta kemarin.
Purnomo menjelaskan bahwa cara konvensional untuk menstabilkan harga adalah menambah kuota produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC. ‘’Ini akan menjadi poin penting yang dibahas,’’ paparnya. Selain masalah penstabilan harga, pertemuan OPEC kali ini juga akan membahas persiapan summit di Ryad, Arab Saudi. Dalam perdagangan di tingkat internasional harga minyak dunia kemarin diperdagangkan di level 74 dolar AS, 38 per barel naik 0,34 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Posisi tersebut masih dibawah puncak harga perdagangan pada Agustus yang mencapai diatas 75 dolar AS per barel.
Sementara Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman mengungkapkan OPEC akan tetap bersama dengan G-77 dan Tiongkok dalam forum Climate Change. Pendapat itu diungkapkan Maizar Rahman setelah mengikuti AWG 4 di Wina, tanggal 27 hingga 29 Agustus 2007.
‘’OPEC tetap mempertahankan tidak akan membuat komitmen yang menyangkut penurunan GRK (gas rumah kaca), terutama jika akan memenuhi target tertentu (jumlah dan waktu),’’ ujar Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman.
Maizar Rahman hadir di Wina bersama Muhamad Takdir sebagai delegasi Indonesia. Pertemuan tersebut menilai negara-negara Annex I tidak memenuhi semua komitmen seperti yang dicetuskan pada Protokol Kyoto, terutama dalam penurunan emisi GRK, alih teknologi dan bantuan financial, capacity building bagi negara berkembang, terutama negara pengekspor migas.
‘’Untuk hal ini, rapat merekomendasikan untuk terus mendesak negara Annex I agar memenuhi semua komitmen tersebut,’’ katanya.
Pertemuan menyarankan agar Negara anggota OPEC tetap aktif berada pada kelompok G-77 dan Tiongkok dan menyokong posisi kelompok G-77 dan Tiongkok agar tidak melakukan komitmen untuk menurunkan emisi GRK dengan target (jumlah dan waktu) tertentu.***
(iw/jpnn)
---------------------------------------------------
By: Riau Pos