harga home
harga jump
Sudahkah Anda daftarkan blog Anda ke Blog Directory?
All Harga Last Updated on:

Harga | Tips Investasi dan Keuangan


Tips Investasi dan Keuangan
1. Merancang Arus Dana

(Harga Online) - Dua pekan lalu kita sudah berbincang cukup panjang perihal tujuan keuangan. Dan, saat ini tentu Anda sudah memilikinya. Yang jadi masalah adalah bagaimana mencapai tujuan keuangan tersebut jika dana yang dimiliki tidak mencukupi. Atau yang lebih konkret, apa yang harus dilakukan agar tujuan keuangan Anda tidak sekadar jadi tujuan di atas kertas belaka. Nah, agar tujuan keuangan tersebut bisa merealita, tentu Anda mesti melakukan langkah-langkah tertentu.

Yang pertama adalah mendiagnosa arus dana existing yang Anda miliki saat ini. Artinya, berapa penghasilan Anda dan berapa besar pula pengeluarannya. Apakah penghasilan Anda habis untuk konsumsi? Apakah setiap bulan Anda memiliki sisa lebih untuk ditabung, misalnya, atau seperti apa? Mengenai arus dana atau arus kas, sebaiknya dibuat untuk jangka waktu satu tahun. Setelah itu baru dielaborasi per bulan. Kenapa setahun? Karena ada pendapatan yang mungkin diperoleh setahun hanya sekali atau dua kali, misalnya bonus, tunjangan hari raya, dan sebagainya. Ini tetap dijumlahkan karena bonus maupun tunjangan hari raya bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit dan peruntukannya bisa untuk apa saja.

Dengan kata lain, semua pendapatan Anda, baik yang bersifat bulanan maupun tahunan, mesti dihitung sebagai sumber pendapatan agar penggunaannya juga menjadi jelas. Selain itu, dengan membuat arus kas untuk jangka waktu setahun, Anda akan mendapatkan sense dan bisa membandingkan arus kas rata-rata dengan pergerakan realisasi per bulan. Satu hal yang mesti menjadi "peraturan" dalam membuat arus kas adalah kejujuran. Anda bukan tengah menghadapi ujian akuntansi di sekolah sehingga membuatnya demikian ideal dan mungkin mengada-ada.

Arus kas pribadi adalah fakta keuangan yang mesti Anda hadapi dan sikapi, serta selanjutnya diperbaiki jika Anda memang menginginkan tujuan keuangan Anda tercapai. Dan di sisi lain, Anda sendirilah yang akan menanggung akibatnya jika arus kas yang Anda buat sekadar pajangan tanpa menjadikannya sebagai referensi dalam keseharian Anda. Oleh karena itu, sebelum memulai membuat arus kas, pastikan dulu Anda jujur, paling tidak buat diri Anda sendiri. Oke, kita mulai dengan menelaah sumber pendapatan.

Di sisi pendapatan ini, secara umum dapat dipilah menjadi lima jenis, yakni pertama, pendapatan pokok/utama, dalam hal ini adalah gaji, bonus yang diperoleh sebagai ganjaran dari kinerja yang memuaskan, kemudian komisi bagi orang-orang yang pekerjaannya menjadi salesman atau manajer penjualan, tips, dan lain-lain.

Kedua, pendapatan tidak tetap, yakni yang bisa diperoleh dan hilang sewaktu-waktu. Misalnya, pendapatan sebagai pekerja freelance, pendapatan sewa aset yang Anda miliki, royalti, dan sebagainya. Di pos ini juga bisa Anda masukkan pendapatan hadiah. Saat ini ada bank atau perusahaan yang memberi hadiah sejumlah uang tertentu selama kurun waktu tertentu. Nah, hadiah uang tersebut mesti dianggap sebagai pendapatan tidak utama.

Ketiga, pendapatan keluarga. Jika Anda memiliki pasangan yang bekerja atau berpenghasilan, maka mesti dimasukkan dalam pos ini. Termasuk di sini adalah pendapatan warisan.

Keempat, pendapatan pensiun. Jika Anda pensiunan suatu perusahaan pemerintah atau perusahaan yang mapan, biasanya mendapatkan uang pensiun dan bantuan keuangan lainnya. Penerimaan tersebut dapat digolongkan sebagai pendapatan pensiunan.

Kelima, pendapatan hasil investasi. Dalam pos ini Anda mesti memasukkan semua pendapatan bunga deposito atau tabungan, pendapatan dari keuntungan bermain saham atau berupa dividen, juga pendapatan dari reksa dana. Keseluruhan pendapatan tersebut mesti Anda jumlahkan dan sekali lagi, dihitung selama setahun.

Sekarang, coba kita cermati aspek pengeluaran. Pada dasarnya hanya ada dua jenis pengeluaran, yakni pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap/fleksibel. Hanya saja masing-masing jenis pengeluaran tersebut memiliki begitu banyak item. Untuk pengeluaran tetap, misalnya, Anda mesti memasukkan hal-hal seperti, pertama, biaya transportasi, termasuk di sini adalah pembayaran angsuran kredit kendaraan (bila ada) dan biaya bensin serta lain-lain yang terkait dengan transportasi.

Kedua, biaya untuk kebutuhan rumah tangga, terdiri dari kebutuhan sandang pangan, biaya untuk sekolah anak, dan lain-lain yang terkait dengan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Juga dalam item ini mesti Anda masukkan biaya pembayaran telepon, listrik, gas, air, dan lain-lain yang bersifat rutin. Ketiga, pengeluaran untuk premi asuransi, mulai dari asuransi jiwa, kesehatan, rumah, kendaraan, dan sebagainya. Keempat, pengeluaran dalam bentuk simpanan dan investasi dan juga pembayaran pajak.

Yang dimaksud di sini adalah, jika Anda mengikuti program tabungan pendidikan sebagai misal, maka Anda mesti membayar iuran rutin setiap bulan. Namun, hasilnya akan Anda nikmati sekian tahun mendatang untuk membiayai anak masuk perguruan tinggi. Juga kalau Anda memiliki pinjaman dari bank, apakah itu dalam bentuk soft loan, kartu kredit, dan sebagainya, maka Anda juga mesti membayar angsuran secara tetap. Dan terakhir, untuk aset-aset yang Anda miliki, seperti tanah dan bangunan serta kendaraan, Anda juga mesti membayar pajak. Jadi, pengeluaran untuk item ini juga mesti disiapkan.

Di luar semua itu, jika Anda masih memiliki kewajiban untuk pengeluaran-pengeluaran lainnya yang bersifat tetap, harus pula dimasukkan dalam cash flow Anda. Setelah tidak ada yang tertinggal lagi, maka berikutnya Anda hitung pengeluaran yang bersifat tidak tetap/fleksibel. Dalam hal ini adalah pertama, pengeluaran untuk anak-anak yang sifatnya sewaktu-waktu. Misalnya, kebutuhan untuk mainan anak, perjalanan/tur sekolah, buku-buku, dan lain-lain yang nilainya tidak tetap.

Kedua, pengeluaran untuk pembelian sandang, sepatu, ikat pinggang, dan lain-lain yang juga tidak rutin. Artinya, sandang yang termasuk dalam pengeluaran tidak tetap ini adalah sandang yang sifatnya hanya "keinginan", bukan kebutuhan. Untuk yang sifatnya kebutuhan dan wajib harus dicatatkan dalam pos pengeluaran tetap. Ketiga, pengeluran untuk donasi, pembelian hadiah, atau kado. Keempat, semua pengeluaran lain-lain yang bukan merupakan pengeluaran tetap. Pendeknya, apa saja yang menjadi rencana pengeluaran Anda mesti dicatat. Itu poinnya.

Tahap berikutnya adalah membandingkan antara total pendapatan tahunan yang Anda peroleh dan total pengeluaran Anda. Jika jumlahnya positif, berarti Anda masih berpeluang untuk hidup lebih makmur di masa mendatang dan mencapai tujuan keuangan yang Anda inginkan. Tetapi, jika cash flow Anda negatif, jangan bicara dulu soal meningkatkan kemakmuran.

Tugas Anda yang paling utama adalah memperbaiki cash flow menjadi positif, baik dengan cara mengurangi pengeluaran dan membuat prioritasnya atau meningkatkan pendapatan. Namun, cara yang kedua jelas lebih sulit karena biasanya diperlukan upaya tambahan, baik berupa waktu, tenaga, dan bahkan sumber dana. Padahal, masalah Anda adalah di sumber dana tersebut. Oleh karena itu, mengurangi pengeluaran adalah solusi yang lebih sederhana.

Sekarang kita asumsikan cash flow Anda positif. Artinya, Anda memiliki dana idle yang bisa dipergunakan sebagai sumber dana untuk mencapai tujuan keuangan Anda. Sekarang hitung, jika dana idle tersebut Anda kumpulkan, katakanlah dalam kurun waktu satu tahun, apakah pada akhir tahun tujuan keuangan yang telah dirancang sebelumnya akan tercapai?
Besar kemungkinan tidak. Kalaupun ada kalangan yang bisa mencapai tujuan keuangannya dengan mudah, bisa jadi karena targetnya terlalu rendah. Sebab, tanpa melakukan "apa-apa" sekalipun tujuan keuangan tersebut akan tercapai. Padahal, yang namanya tujuan keuangan adalah sesuatu yang menantang, namun realistis dan hanya bisa dicapai jika seseorang melakukan langkah-langkah yang terencana.

Dus, asumsikan saja, sisa cash flow Anda jika dikumpulkan tidak mencukupi untuk mencapai tujuan keuangan? Apa yang mesti dilakukan? Kuncinya ada pada cash flow Anda. Perbaiki dan upayakan nilai positif yang lebih besar. Lalu, dana tersebut mesti Anda "produktifkan" sedemikian rupa sehingga pokok plus return-nya jika dikumpulkan dalam jangka waktu setahun, misalnya, akan mampu mencapai tujuan keuangan jangka pendek Anda. Selamat mencoba.

----------------------------------------
Source: Artikel Kompas


===============================


The Frame of Revivification

The definition of revivification is: 1. Renewal of life; restoration of life; the act of recalling, or the state of being recalled, to life. 2. Bringing again into activity and prominence. This exercise uses revivification as a strategy to persuade your wealthiest prospects and clients. I suggest that you read through this a few times, get some practice with a partner or friend, and then give this a try.

In order to really understand revivification, I'd first like you to remember a time when you made a big purchase--a car, a house, a piece of expensive jewelry. And as you remember that purchase, think about how you felt the moment you took ownership of the item. Remember how it felt when that freedom or luxury or piece of security became all yours. How does that feel?

By revivifying this moment in your life, I've just reminded you of a groove, a path that you've already traveled, a warm, fuzzy feeling that you already know. These persuasion strategies have been specifically tailored to easily persuade affluent prospects and clients in a way completely unique to each person. We can ditch the sales scripts on this one, eliminate sales 'tactics' and manipulation and throw out pitches because we're accessing their own good feelings about buying.

In revivifying our prospects' well-tread paths and grooves, we've set the groundwork for persuasion. We can assist the process of persuading the affluent by directing our prospects to remember times they did the kind of thing we want them to do. When we revivify a past experience, we shortcut the difficulty in getting our prospects and clients to do what we want. There's no sense in teaching a dog a new trick if the old trick can be used to get what we want.

This is one of the easiest ways to persuade making our jobs really easy. Moving our prospects and clients in the direction of their fond recollections helps us to get them to repeat that movement, to think the way we want, act the way we want, and move back into that direction with us. If you are a financial planner, for example: Have your affluent prospect think of the first time they made it to a million. What did it feel like when they became a first time millionaire? Can they envision a future when that number is multiplied by ten or twenty? How will that feel?

For real estate agents, try revivifying the concept of "home". Have your clients picture in their heads what home means. If you're getting the sense, as they think about it, that their picture isn't very positive, move it to their dream home. Part of what's important to remember is to not allow our prospects to go off down a rabbit hole, especially one filled with negativity. We need to keep them mentally on track and by maneuvering them from a potentially negative memory (which they may relate to 'home')

If we can get our affluent audience to think the way we want them to, instead of having to teach them something brand new (and especially something that's bad or difficult), well, we've already got half the battle won.

It's that simple.
Revivification is the art of getting people to remember the track so that when they do so with our message, they're already accessing a worn-in pathway. And the minute they start the pathway, people need to complete the pathway. People don't like to leave things half done. This process helps them feel complete.***

-----------------------------------------
by Kenrick Cleveland

Harga | Buy and Sell

harga advertisement